Waspadalah Pada Doa Ibu, Allah Pasti Kabulkan Doanya
Bagi sebagian orang, mungkin banyak yang belum tersadar bahwa kemungkinan besar setiap kesuksesan yang diraihnya selama ini merupakan doa ibu kepada Allah yang tidak diketahuinya. Pastinya, seorang ibu manapun di dunia ini akan terus mendoakan yang terbaik untuk anaknya di setiap nafas saat bermunajat kepada Allah SWT. Sebaliknya, seorang anak, belum tentu mau dan selalu berdoa untuk kedua orang tuanya.
Doa ibu adalah senjata ampuh karena mampu menembus langit tanpa batasan. Doa ibu yang dipanjatkan untuk anaknya, kemungkinan besar akan terkabulkan oleh Allah SWT. Buat kita yang selalu menyakiti hati orang tua, terutama ibu, hendaklah segera istighfar dan memohon maaf kepada ibunda. Maka berhati-hatilah jangan sampai menyakiti ibumu. Salah satu kisah berikut ini juga memiliki makna yang sangat bagus untuk direnungkan.
Imam Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad (no 33) meriwayatkan sabda Rasulullah tentang bayi-bayi yang dapat berbicara. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Tiada orang dapat berbicara ketika bayi kecuali Isa bin Maryam dan anak yang membebaskan Juraij.”
Rasulullah ditanya, “Wahai Nabi, siapa orang yang membebaskan Juraij itu?”
Beliau menjawab, “Juraij adalah seorang ahli ibadah yang membangun suatu biara (tempat ibadah). Suatu ketika penggembala sapi singgah di biaranya dan ada seorang wanita yang berbuat zina dengan penggembala itu.
Suatu hari ibunya datang memanggil, sementara ia sedang shalat. Maka ia berkata, “Tuhanku, itu ibuku dan aku sedang shalat.” Maka ia melanjutkan shalatnya sehingga ibunya pulang. Esok harinya ibunya datang kembali di waktu Juraij sedang shalat dan ia tidak menyambut panggilannya lagi. Dia berkata, “Tuhanku, itu ibuku dan aku sedang shalat.”
Kemudian ibunya datang ketiga kalinya ketika Juraij sedang shalat. Ia berkata, “Tuhanku, itu ibuku dan aku sedang shalat.” Ketika itu, marahlah ibu Juraij dan berdoa, “Ya Allah, jangan matikan ia sehingga melihat wajah wanita pelacur.”
Beberapa saat kemudian datang seorang penguasa membawa wanita (pelacur) yang baru melahirkan dan ia ditanya, “Dari laki-laki siapa anak ini dilahirkan?” Ia menjawab, “Juraij.” Ia ditanya lagi, “Bukankah ia penjaga biara itu?” Ia menjawab, “Ya.”
Lalu penguasa itu memerintahkan orang-orang, “Hancurkan biara itu dan bawa Juraij ke sini!” Lalu dihancurkanlah biara itu dan Juraij diborgol dan lehernya diikat dengan tali. Dibawalah Juraij ke depan para wanita pelacur dan mereka menyaksikannya sembari tersenyum.
Juraij bertanya, “Wahai raja, mengapa engkau berbuat demikian kepadaku?” Penguasa itu menjawab, “Kau telah berbuat zina dengan wanita ini sehingga lahirlah anak itu darimu!” Lalu berkatalah Juraij, “Dimanakah bayinya itu?” Orang-orang berkata, “Ini bayinya bersama ibunya.” Lalu Juraij mendekatinya dan bertanya kepada si bayi itu, “Siapa ayahmu?” Bayi itu menjawab, “Si penggembala sapi!”
Mendengar jawaban si bayi itu, sang penguasa lalu berkata kepada Juraij, “Sukakah kamu jika kami membangun kembali biara itu dengan emas?” Juraij menjawan, “Tidak.” Ia bertanya lagi, “Dengan perak?” Juraij menjawab, “Tidak.” Penguasa itu bertanya lagi, “Lalu kami bangun dengan apa?” Juraij menjawab, “Kembalikan seperti semula.”
Penguasa itu bertanya lagi, “Kenapa engkau tersenyum wahai Juraij?” Jawab Juraij, “Telah kuketahui urusan ini karena panggilan ibuku.” Kemudian Juraij menceritakannya.”
Hadits ini merupakan hadits shahih yang juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Al-Birr.
Orang tua dalam Islam memiliki kedudukan yang tinggi, bahkan sang ibu keutamaannya tiga kali lebih dari sang ayah. Demikian tingginya sehingga ridha Allah berada di keridhaan orang tua dan murka Allah berada di kemurkaan kedua orang tua. Allah memerintahkan berbuat baik kepada keduanya dan melarang membuat mereka berduka.
Maka, waspadalah kepada hati orang tua, terutama pada kelembutan hati ibu. Jangan sampai terlena pada kelembutan dan keluasan kasih sayangnya, sehingga kebaikannya dirasa ringan dan pemenuhan haknya dianggap remeh. Waspadalah pada hatinya dan pada doa ibu. Takutlah kalau-kalau hatinya terluka. Takutlah kalau-kalau terucap doa yang buruk darinya; mintalah padanya doa-doa terbaik, karena doa ibu adalah doa yang pasti akan Allah kabulkan (Adabul Mufrad no 32).
Sumber Tulisan:
Penulis: msa