Siapapun sosok pria yang akan menjadi calon suami ‘ku kelak, ‘ku akan ikhlas menerimamu. Aku akan menghormat padanya dari seluruh jiwaku. Aku akan menjaga kehormatan dirimu, seperti menjaga kehormatanku sendiri.
Siapapun dirimu kelak, aku akan melaksanakan semua kewajibanku dengan rasa bangga, bahwa aku adalah istrimu. Aku akan menjadikanmu imam terbaikku, dan tak akan melukai perasaanmu.
Siapapun dirimu kelak yang menjadi suamiku, aku akan menjadi makmum terbaik dari ilmu-ilmu agama dan kehidupan yang engkau contohkan.
Wahai, sosok pria calon suamiku. Aku bahagia namamu terukir dalam buku nikah kita berdua. Nama yang kelak menjadi ayah yang terbaik bagi anak-anak kita.
Sebelum engkau menjadi pria terbaik dalam hidupku, aku hanya menginginkan beberapa hal dari dirimu. Baca surat ini dariku, semoga engkau pun bisa menerimanya dengan ikhlas.
Aku hanya ingin calon suami ‘ku kelak memperlakukanku dengan penuh kasih sayang, bersikap baik serta lemah lembut. Jangan kau bersikap kasar padaku. Itu karena aku hanya ingin kisah cinta kita akan langgeng hingga akhir hayat.
Engkau calon suami ‘ku kelak, aku hanya ingin dirimu meluangkan waktu untuk bersenda gurau, berbicara dari hati ke hati, bercengkrama dengan diriku kelak. Karena bagi seorang istri, akan sangat bahagia jika bisa berbincang, berkasih sayang, bersenda gurau dengan orang yang sangat dia cintai, yaitu suami ‘ku kelak.
Dengarlah pria calon suami ‘ku kelak, aku hanya ingin engkau menghargaiku, berbicara dan berdiskusi tentang masalah rumah tangga yang pasti akan banyak mendera setiap rumah tangga. Meskipun, tidak semua masalah bisa dibicarakan, aku tetap merasa sangat dihargai jika engkau melakukan itu.
Aku hanya ingin engkau mau mendengar keluhanku, karena itu bisa mengurangi bebanku, dan aku merasa tidak sendirian dengan masalah yang menimpaku.
Hal terpenting dari keinginanku, ku ingin engkau mengajariku ilmu agama ataupun membantu diriku agar bisa menuntut ilmu. Hanya dengan itu, aku dan dirimu akan menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Calon suami ‘ku kelak, jika aku berbuat kesalahan, nasehati aku dengan cara yang baik. Janganlah pernah engkau membentakku, karena itu menyakitkan. Jangan engkau ungkit kesalahan masa lalu yang pernah aku lakukan. Karena dengan itu, jiwa ini akan menjadi lebih tenang.
Jika ada hal yang tak engkau sukai pada diriku, bicaralah dengan baik wahai calon suami ‘ku. Jangan mudah tersulut emosi dan amarah. Aku hanya ingin rumah tangga kita menjadi lebih jernih dengan kata-kata yang baik.
Wahai pria calon suami ‘ku kelak, aku ingin engkau bisa memotivasiku saat aku jatuh, karena dengan itu, aku bisa bangkit kembali dan berjalan bersama denganmu.
Pria calon suami ‘ku kelak, aku ingin engkau sedikit saja menyediakan waktumu untuk membantuku melakukan pekerjaan rumah. Itu akan sangat meringankanku dan akan membuat diriku merasa bahwa suamiku selalu hadir di saat aku membutuhkannya.
Aku ingin engkau bisa melakukan hal sederhana saat keluar rumah, pamit dan menciumku, dan pergi dengan tersenyum. Itu akan membuatku sangat bahagia, calon suamiku.
Jika engkau sedang bepergian, maka aku hanya ingin engkau mengirimkan kabar, agar aku tidak merasa cemas saat menunggumu di rumah.
Calon suami ‘ku kelak, terimalah kekuranganku, dengan itu aku bisa bahagia dan nyaman bersamamu.
Postingan ini dimodifikasi pada 20 Desember 2015 10:41 am
Pembajakan software adalah masalah yang merajalela termasuk di Indonesia yang telah tumbuh seiring perkembangan kecepatan…
Siang terik paling enak menyantap masakan ndeso, salah satu yang buat kangen adalah menu sayur…
Kuliner Nusantara memang tak ada habisnya. Banyak sajian kuliner khas Indonesia yang terkenal seantero Nusantara,…
Karena berbagai alasan masih banyak pecinta kucing yang melepas kucingnya untuk bebas berkeliaran di luar…
Walaupun tidak setenar Tokyo, namun ada banyak destinasi wisata menarik yang bisa kamu kunjungi saat…
Remittance advice adalah definisi yang harus diketahui siapa saja yang akan melakukan remittance. Orang-orang yang…
Tinggalkan Komentar