Rivalitas Metallica dan Megadeth
Bagi kamu penggemar musik cadas tentu tidak asing lagi dengan dua band asal Negeri Paman Sam ini, Metallica dan Megadeth. Selama beberapa dekade terakhir kedua band tersebut kerap “merajai” panggung musik metal dunia. Tapi di balik itu, ada sesuatu yang mungkin belum kamu ketahui namun sudah menjadi rahasia umum, bahwa keduanya sering terlibat persaingan dan perselisihan. Hal inilah yang justru membuat industri musik metal menjadi lebih berwarna dan menarik untuk dinikmati.
Andai Saja Dave Mustaine Tidak Keluar dari Metallica ….
Jika Dave Mustaine tidak didepak dari Metallica mungkin Megadeth tidak akan pernah ada. Yups, salah satu personil Megadeth yaitu Dave Mustaine adalah mantan personil Metallica. Pada 1983, Dave dikeluarkan lantaran terlibat perselisihan dengan vokalis Metallica, James Hetfield. Dave diduga mengalami ketergantungan terhadap obat-obatan dan alkohol, serta kurang klop dengan personil Metallica lainnya. Posisi Dave Mustaine kemudian digantikan Kirk Hammet yang hingga kini masih menjadi bagian penting dari band Metallica.
Setelah keluar dari Metallica, Dave Mustaine membentuk band Megadeth yang nantinya akan menjadi “rival abadi” bekas band-nya itu. Metallica sendiri setelah itu justru prestasinya semakin berkibar. Sepanjang karirnya, Metallica menjadi band paling sukses dan berpengaruh dalam sejarah heavy metal dan trash metal. Hingga saat ini album mereka telah terjual lebih dari 110 juta kopi di seluruh dunia. Konser-konser mereka pun selalu memukau para penggemar setianya.
Belasan album Metallica berhasil meraih album multi-platinum. Album “Black” bahkan menjadi salah satu album terlaris sepanjang sejarah musik metal yang terjual sekitar 16 juta kopi di Amerika Serikat dan 30 juta kopi di seluruh dunia. Puncaknya pada 2009 Metallica terpilih sebagai salah satu band trash metal terbaik sepanjang masa.
Sementara itu Megadeth, sejak awal mula terbentuknya selalu berusaha menyamai bahkan menyaingi sang rival. Band yang dibentuk oleh Dave Mustaine dan David Ellefson ini mengandalkan musik keras dengan kecepatan tinggi dalam setiap album dan aksi panggungnya. Megadeth dikenal dengan gaya instrumental yang khas dan memiliki bagian-bagian yang rumit. Beberapa permainan instrumental mereka yang terkenal antara lain terdapat pada lagu Tornado of Soul dan Hangar 18. Di samping itu, gaya vokal Dave Mustaine yang ‘menggeram’ membuat lagu-lagu mereka menjadi mudah dikenal para pecinta musik metal.
Seperti halnya Metallica, Megadeth pun di album-album perdananya sangat mengandalkan kecepatan, yang pada masa itu memang sangat populer. Kecepatan Metallica terlihat pada album “… And Justice for All (1988)”, sedangkan Megadeth di “Album Rust in Peace (1990)”. Tema yang mereka tulis dalam lirik lagu umumnya seputar masalah sosial yang menyangkut kejadian dan tingkah laku masyarakat.
Namun seiring bertambahnya usia dan berubahnya selera pasar, tempo lagu keduanya pun cenderung melambat. Maklum, bermain musik dengan kecepatan tinggi tentu diperlukan tenaga yang tinggi juga.
Meski demikian, Megadeth tetap bertahan dengan idealismenya untuk terus mengangkat tema politik, perang, dan kritik sosial. Sementara Metallica berusaha untuk mengejar sisi komersial tanpa meninggalkan karakter musik mereka yang keras.
Rivalitas kedua band ini begitu terlihat dari lagu-lagu yang mereka ciptakan. Keduanya berusaha menjadi yang terbaik di dunia musik metal. “Kompetisi” antarkeduanya pun tak jarang menimbulkan gesekan di antara para personilnya.
Sejak terbentuk tahun 1983, setidaknya Megadeth sudah puluhan kali gonta ganti personel. Band ini meraih puncak kepopuleraannya pada era 1990-an saat bergabungnya gitaris legendaris mereka Marty Friedman dan sang drummer Nick Menza. Namun pada 1999 keduanya harus hengkang karena ingin mengejar karirnya masing-masing. Megadeth lalu sempat vakum pada tahun 2002 karena sang vokalis mengalami cedera otot, namun mereka bersatu kembali pada tahun 2004. Lain halnya dengan Metallica yang personelnya relatif awet. Tidak banyak perubahan personil sejak bergabungnya Kirk Hammet pada 1983.
Sampai dengan tulisan ini dibuat, Megadeth pernah meraih 4 penghargaan dari Genesis Awards, Metal Hammer Golden Golds Awards, dan Full Armor of Gold Broadcast Full Armos Awards, dan mencapai 12 nominasi. Sementara itu Metallica meraih 24 penghargaan dan 59 nominasi, di antaranya dari American Music Awards, Billboard, Grammy, dan MTV Music Awards. Jadi dalam hal jumlah penghargaan Metallica masih lebih unggul.
Rivalitas kedua band thrash metal ini tetap berlanjut hingga akhir tahun 2000-an, meski tensi persaingannya tidak sekeras dulu. Dave Mustaine sendiri yang dulunya sangat ingin mengalahkan Metallica, sejak 2009 mulai mengakui band rivalnya itu layak dinobatkan sebagai salah satu band metal terbaik di dunia. Hal tersebut terkait dengan dianugerahinya Metallica masuk dalam Rock and Roll Hall of Fame.
Mulai saat itu kedua band tersebut sudah mengubur dalam-dalam cerita perselisihan mereka. Bahkan pada 2010 mereka tampil sepanggung dalam Konser Big Four bersama Anthrax dan Slayer. Dalam konser ulang tahun Metallica yang ke-30 di San Fransisco, Amerika Serikat pada 2011, Dave pun diundang secara khusus untuk ikut tampil membawakan beberapa lagu yang dulu sempat ia tulis saat masih bergabung di Metallica.
Nah, pelajaran penting yang dapat kita ambil dari cerita tadi adalah bahwa kompetisi merupakan hal yang biasa dalam dunia musik. Akibatnya setiap musisi dituntut untuk terus berkarya agar eksistensinya tetap diakui. Dan orang yang terus berkarya sebenarnya adalah pemenangnya.
Jadi, jangan pernah berhenti berkarya ……