-Pokemon GO & Gerakan Kembali ke Masjid- Perjalanan evolusi teknologi kini hampir sampai ke stasiun pemberhentian terakhir.
Tahap yang diawali dengan keinginan manusia mengubah bentuk fisik ke dalam bentuk digital (Komputer, foto, video) telah berkembang menjadi keinginan mengembalikan bentuk digital kembali ke bentuk fisik (AR, VR, Holo).
Adalah Pokemon Go, yang menjadi pioner game dengan menggabungkan interaksi fisik di dalamnya -Yang saya yakin, game ini akan menjadi pemicu ide para developer untuk konsep sejenis dan tersebar layaknya virus-.
Singkatnya, Niantic ingin membuat solusi game yang membuat orang bergerak dengan menangkap monster secara real di lingkungan sekitar berbasis google Map, serta bersosialisasi sesama user (pokemon battle) dengan mendatangi public space yang terdata di Google Maps.
Sebuah kebetulan unik yang terjadi di Indonesia adalah banyak user yang sudah mengunduh versi beta game ini sehari setelah rilis, bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1437 H.
Saat mudik, saat libur panjang, saat bersilaturrahim dan saat kembali ke masjid!
Ya tentu saja ada, mari kita telaah satu persatu.
Pokemon Go adalah game yang mengharuskan orang bergerak di lingkungan sekitar, dan saat mudik lebaran semua orang Indonesia bertebaran keliling Indonesia sambil mungkin berburu pokemon.
Saat libur lebaran begini biasanya orang mengudpate timeline di social media, tapi ada yang unik tahun ini timeline saya cukup banyak yang meupdate status perjalanan mudiknya sambil pamer pokemon apa yang didapatnya.
Sebenarnya dua hal ini sudah menjadi keuntungan bagi Niantic untuk mendapatkan publisitas game saat lebaran.
Poin terpenting yang ingin saya tekankan disini adalah silaturrahim dan gerakan kembali ke masjid.
Hal ini disengaja agar para user berkumpul di satu tempat dan bisa saling bersosialisasi.
Di Indonesia sendiri bentang geografisnya di dominasi oleh Masjid. Tak sampai 300m, selalu ada masjid.
Alhasil mungkin saat ini, banyak user pokemon go beramai-ramai berkumpul di Masjid untuk mengambil pokestop atau bahkan melakukan Battle di Gym. Untuk sesaat masjid akan sering didatangi oleh para pokemon master.
Justru saya mendapat insight bahwa proses gamification ini dapat diterapkan dalam metode dakwah modern. Bayangkan anak-anak melakukan battle hafalan hadist di masjid dengan avatar-avatarnya yang sudah terlatih hafalan.
Atau menemui para mentor di masjid-masjid, untuk mendapat jurus-jurus agama yang spesial.
Dengan storytelling yang kuat dan kolaborasi para master muslim, tentu kita bisa sedikit memutar niat manusia untuk ke arah kebaikan.
Sumber Tulisan:
Salam kolaborasi, Fahry yanuar Rahman
Commitee of Dakwah Sekolah 7.0, Mentor Skyshare Academy
Postingan ini dimodifikasi pada 10 Juli 2016 8:32 pm
Pembajakan software adalah masalah yang merajalela termasuk di Indonesia yang telah tumbuh seiring perkembangan kecepatan…
Siang terik paling enak menyantap masakan ndeso, salah satu yang buat kangen adalah menu sayur…
Kuliner Nusantara memang tak ada habisnya. Banyak sajian kuliner khas Indonesia yang terkenal seantero Nusantara,…
Karena berbagai alasan masih banyak pecinta kucing yang melepas kucingnya untuk bebas berkeliaran di luar…
Walaupun tidak setenar Tokyo, namun ada banyak destinasi wisata menarik yang bisa kamu kunjungi saat…
Remittance advice adalah definisi yang harus diketahui siapa saja yang akan melakukan remittance. Orang-orang yang…
Tinggalkan Komentar