Pengayuh Becak Rutin Sedekah Tiap Jumat, Keajaiban Datang
Pernahkah terpikir tuk sedekah sementara kita sendiri dalam kondisi terhimpit baik secara ekonomi, finansial, kondisi lainnya?
Mungkin ada beberapa orang yang masih bisa melakukan sedekah walaupun dirinya atau keluarganya sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan. Tetapi, mungkin mayoritas dari kita lebih memilih untuk memikirkan diri sendiri terlebih dahulu, baru memikirkan kondisi orang lain.
Bahkan, bisa jadi mungkin secara ekonomi / finansial kita dalam berkecukupan, tetapi “malas” untuk memikirkan kondisi orang lain apalagi bersedekah. Padahal sebagai muslim, Allah sudah memberikan perintah tentang sedekah dan diteladankan oleh Rasulullah SAW. Dalam Islam, sedekah itu bisa apa saja sesuai kemampuan kita.
Tidak harus berupa uang, bisa juga dengan pikiran dan tenaga yang kita miliki. Jika kita hanya mampu memberikan sedekah berupa ide, niatkan ikhlas untuk Allah. Jika kita hanya sanggup untuk bersedekah dengan memberikan sumbangsih berupa kemampuan skill, itupun akan dinilai sedekah jika diniatkan tulus mencari ridho-Nya. Dalam sebuah hadits diriwayatkan sebagai berikut:
Rasulullah Saw bersabda di hadapan para sahabat, “Setiap Muslim wajib bersedekah.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana bila ia tidak mempunyai apa-apa untuk disedekahkan?”
Beliau Saw menjawab, “Hendaklah ia bekerja sehingga hasilnya dapat ia manfaatkan untuk dirinya dan dapat ia sedekahkan.” Sahabat kembali bertanya, “Bagaimana kalau ia tidak sanggup?” “Hendaklah ia membantu orang yang memerlukan bantuan,” jawab Beliau. (HR Bukhari).
Maka, sebenarnya sedekah itu pun sangat dianjurkan dalam Islam. Disamping akan memberikan pahala berlipat-lipat bagi yang melakukannya, ada aspek sosial saling tolong menolong terhadap sesama. Keajaiban sedekah itu sendiri pernah dirasakan oleh seorang bapak pengayuh becak yang sudah renta. Sebuah kisah nyata yang mungkin tidak bisa dijelaskan secara nalar dan logika. Karena keajaiban Allah tidak bisa dilampaui oleh nalar logika manusia. Seperti apa kisahnya? Simak berikut ini.
Ada seorang tukang becak, yang sudah cukup sepuh (tua), beliau tinggal di daerah Dinoyo (Malang, Jatim).
Setiap hari Jum’at, ia menggratiskan tarif becaknya, dengan niat sedekah..
Suatu kali, pada hari Jum’at, ada seorang pria bapak-bapak yang jadi penumpangnya.
Pria itu naik becak jarak dekat saja, tanpa tawar-menawar, pria itu membayar tarif becak yang di tumpanginya dengan uang 20ribu, tetapi langsung ditolak sama bapak tukang becak, beliau bilang :
“Kulo ikhlas Pak, pun usah dibayar, kula sagete sedekah nggeh ngeten niki..”
“(Saya ikhlas Pak, sudah jangan dibayar, saya cuma bisa sedekah dengan cara seperti ini..).”
Si penumpang pun kaget, tapi karena terburu-buru, Pria itu langsung pergi begitu saja, setelah mengucapkan terima-kasih.
Pekan berikutnya, pada hari jumat pula, Pria itu bertemu lagi dengan tukang becak yang sama pada Jum’at lalu.
Setelah diantar ke tempat tujuan, Pria itu menyodorkan uang 200ribu, atau 10x lipat dari sedekah tukang becak kepada pria ini Jum’at lalu, untuk tarif becaknya.
Tukang becak yang sudah sepuh ini pun menjawab dengan tenang :
“Insyaallah.. Kulo ikhlas pak..
Kulo sagete sedekah nggih namung ngeten niki,, ngateraken tiyang.”
“(Insyaallah.. Saya ikhlas Pak..
Saya cuma bisa sedekah dengan cara seperti ini,, mengantarkan orang..).”
Karena merasa aneh, Pria yang menumpang itu menimpali :
“Lha kalau begini terus, Istri, dan Anak bapak makan apa.!? Kenapa nggak mau dibayar..?!”
Tukang becak itu pun menjawab :
“Alhamdulillah, Rayat kulo nggih sami ikhlas menawi saben Jum’at kula sedekah ngeten niki..”.
“(Alhamdulillah, Istri saya pun sama-sama ikhlas jika tiap hari Jum’at saya bersedekah dengan cara ini..)”
“Oh,, jadi Bapak nggak mau di bayar pada hari Jum’at saja..!?” Tanya si penumpang memastikan.
“Nggeh, Pak”
“Rumah bapak dimana?” Tanya penumpang penasaran..
“Wonten Dinoyo Pak, wingkingipun bank..”.
“(Tinggal di Dinoyo Pak, sebelah belakang bank..)”
Hari pun berlalu, dan di hari Jum’at berikutnya, Pria penumpang becak yang penasaran ini mencari rumah Tukang becak itu.
Setelah menyusuri gang sempit sebelah gedung bank di daerah dinoyo, akhirnya Pria itu ketemu juga dengan rumah sederhana milik Tukang becak yang dicarinya.
Setelah mengetuk pintu, keluarlah seorang wanita yang sudah tua, masih menggunakan mukena.
Hatinya tergetar…
batinnya menangis..
betapa selama ini, ia yang sangat di cukupi kebutuhannya oleh Allah s.w.t, malah jarang bersimpuh kepada-Nya.
Jangankan sedekah, dan sholat dhuha, sholat wajib saja masih sering ia tinggalkan..
Ia pun mencium tangan wanita tua itu, lalu meminta idzin untuk meminjam KTP bapak, dan ibu sekalian.
“Bapak tasik siap-siap badhe sholat Jum’at, niki KTP-ne damel nopo nggeh..!!?”
“(Bapak masih melakukan persiapan untuk sholat Jum’at, ini KTP nya, kalau boleh tau buat apa ya..!?)
“Bu, bapak, dan juga ibu telah membuka mata hati saya, ini jalan hidayah yang telah Allah s.w.t anugerahkan kepada saya.
InsyaAllah, Bapak, dan Ibu saya daftarkan untuk naik haji ONH Plus bersama saya, dan istri, mohon di terima ya, Bu..”
==============
Masya Allah..
Sungguh maha pemurah Allah SWT yang membalas kebaikan-kebaikan kecil, dengan kebaikan-kebaikan yang lebih besar. So, tertarik untuk merasakan keajaiban dari sedekah? Niatkan untuk mencari ridho Allah SWT, dan lakukan dari sekarang, sesuai kemampuan yang kita miliki.
Diceritakan oleh Hilmy Ferdiansyah dengan beberapa perubahan
Referensi: www.pkspiyungan.com