Ini komentar sejumlah istri, terkait judul tulisan ini:
“Ya ampuun..boro-boro…mendingan tidur kali..”
“Hahaha… opo maneh to iki…lali rasane”
“Ya gapapa sih..asal dibeli beliin dulu..atau ditransfer uang dulu”
Komentar ketiga memang ekstrim. Tapi itu nyata ada, bukan rekayasa. Persamaan di antara mereka adalah: ibu-ibu usia 30 tahun ke atas, dengan anak lebih dari satu.
Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan nafkah batin? Sepertinya kaum bapak semangat sekali jika membahas ini.. Yang saya tangkap, nafkah batin terkait dengan urusan kamar, syahwat, dan sejenisnya. Pendek kata: masalah seks.
Tapi apakah hal yang sama juga dibatin kaum ibu? Tidak selalu. Mungkin iya di awal pernikahan. Tapi seiring dengan masalah juga kelelahan dalam proses berumahtangga, nafkah batin yang tadinya identik dengan hal yang bergelora, malah diimpikan adem saja, dan menyentuh sisi humanisme wanita.
Ekstrimnya lagi, masalah seks menjadi nomor sekian belas.. jika unsur batiniah yang lain tidak dipenuhi.
Jika pulang kerja, suami main lempar barang dan perintah ini itu, masih ditambah komentar soal rumah yang tidak rapi, atau anak-anak yang belum mandi.. dengan suami yang pulang kerja bertanya dengan lembut, “Mau dibantu apa sayang?” Malah, gagang pel jadi tidak tega lho pak untuk diberikan pada Anda..
Nafkah lahir, bukan soal berapa nominalnya. Tapi juga soal seberapa terbuka suami terhadap istrinya. Istri yang dijatah uang belanja dengan mepet, serta masih dicurigai nilep uang dengan komentar “Masa uang segitu udah habis? Kan baru seminggu?”, secara batiniah tentulah lebih nelangsa daripada istri yang diberi uang belanja disertai kepercayaan dan keterbukaan suami.
Sukur-sukur disertai ucapan, “Ini gajiku sekian rupiah..kamu kelola ya..jika kurang untuk membiayai rumahtangga kita, aku akan bekerja lebih keras lagi,”
Batin seperti diguyur gerimis sepanjang hari rasanya..
Istri manapun pasti senang jika diajak jalan-jalan. Tidak selalu berbelanja dan beli berlian.. cukup dengan mengajaknya makan siang, mengantarnya ke pasar, atau bahkan sesekali menggantikan tugasnya antar jemput anak.
Bahasa kerennya, “Me Time”. Istri yang merasa dipenuhi kebutuhan pribadinya, meski dengan waktu yang tak seberapa, akan jauh lebih bahagia dan berseri-seri daripada istri yang merasa waktunya hanya habis untuk keluarga.
Jangan memuji wanita lain di hadapan istri ya Pak, meski topiknya hanya sekadar warna jilbab. Tidak ada wanita yang suka dibandingkan dengan wanita lain. Walaupun untuk beberapa hal memang kalah telak, namun istri suka dihargai sesuai keunikan pribadi mereka masing-masing.
Pak, andai njenengan tahu.. hobi istri selain mempercantik diri demi Anda, adalah: Curhat. Dengarkan ceritanya, keluhannya, kesedihannya, impiannya.. Meski mungkin sepele dan menimbulkan kantuk bagi Anda. Jangan sampe istri malah curhat ke orang lain.. apalagi suami org. Jangan sampe yaa..
Nah, inilah puncaknya. Kadang… membiarkan istri beristirahat, dan tidak ribut dengan urusan “nafkah batin”, justru menjadi nafkah batin yang istimewa bagi para istri..
Itulah nafkah batin yang sangat dibutuhkan kaum wanita. Kalo itu dipenuhi.. Nafkah batin ala bapak-bapak lancar lah..
Sumber Tulisan:
Bunda Wulan Darmanto dalam akun Facebook pribadi beliau.
Postingan ini dimodifikasi pada 28 Oktober 2015 9:16 pm
Pembajakan software adalah masalah yang merajalela termasuk di Indonesia yang telah tumbuh seiring perkembangan kecepatan…
Siang terik paling enak menyantap masakan ndeso, salah satu yang buat kangen adalah menu sayur…
Kuliner Nusantara memang tak ada habisnya. Banyak sajian kuliner khas Indonesia yang terkenal seantero Nusantara,…
Karena berbagai alasan masih banyak pecinta kucing yang melepas kucingnya untuk bebas berkeliaran di luar…
Walaupun tidak setenar Tokyo, namun ada banyak destinasi wisata menarik yang bisa kamu kunjungi saat…
Remittance advice adalah definisi yang harus diketahui siapa saja yang akan melakukan remittance. Orang-orang yang…
Tinggalkan Komentar