Bagi sebagian besar orang, terkhusus orang tua pasangan, salah satu indikator kesiapan seseorang untuk menikah adalah faktor kemapanan. Banyak anggapan yang kemudian bebas menafsirkan kemapanan itu sendiri dengan mengkaitkan hal-hal yang bersifat materi seperti gaji yang banyak, kedudukan jabatan tinggi dalam pekerjaan, memiliki rumah dan kendaraan, dan berbagai kebutuhan materi lainnya. Uang / harta memang penting, tetapi berbicara tentang menikah sebelum mapan, yaitu membangun rumah tangga yang tidak selalu tentang harta. Karena pernikahan juga harus menyiapkan banyak hal penting lainnya, agar rumah tangga bisa terwujud dengan harmonis dan langgeng.
Inti dari kemapanan bila ditelusuri maknanya dari kamus Bahasa Indonesia itu sendiri, berasal dari kata mapan yang berarti mantap (stabil, baik, tidak goyah) kedudukannya atau kehidupannya. Sedangkan kemapanan berarti hal keadaan mantap atau bisa juga diartikan kepuasan dengan diri sendiri. Dari poin ini juga sudah bisa dilihat, apakah mapan / kemapanan itu hanya tentang harta kekayaan? Tentu tidak. Anggapan bahwa kemapanan hanya meliputi seputar kekayaan, merupakan anggapan yang banyak beredar dengan luas di masyarakat. Yang terpenting dari kemapanan itu sendiri adalah bagaimana seseorang bisa menjalankan segala sesuatu sesuai tanggung jawabnya agar berada dalam kehidupan yang baik / stabil / dan tidak goyah.
Tanggung jawab pribadi tersebut bisa mencangkup sebagai seorang warga negara yang baik, anak yang berbakti pada orang tua, orang tua yang bertanggung jawab pada anaknya, hamba Tuhan yang melakukan tanggung jawabnya untuk bertaqwa kepada-Nya, ataupun pasangan suami istri yang saling bertanggung jawab dalam mahligai rumah tangganya. Jadi, jika ada seseorang yang mau mengajak menikah sebelum mapan, dan pribadi tersebut berani dan bertanggung jawab dan dapat dibuktikan, maka perlahan kemapanan akan datang dengan sendirinya.
Memang, tidak semua orang memiliki definisi yang sama tentang kemapanan itu sendiri. Banyak wanita dan orang tua wanita yang berpikiran lebih terbuka dan mengerti tentang makna pernikahan itu sendiri, memahami bahwa bahagia bukan hanya karena harta yang melimpah. Wanita yang mau menerima lamaran pernikahan seorang pria yang berani dan bertanggung jawab untuk menikah sebelum mapan, daripada dia terus berbuat zina (dengan berpacaran) tentu wanita tersebut merupakan sosok pribadi yang istimewa.
Bagi pria yang melakukannya, maka kamu tidak salah memilihnya, dialah sosok yang akan menjadi pemimpin rumah tangga yang bertanggung jawab bagi keluargamu kelak. Hal ini adalah nilai tambah bagi pasangan tersebut, daripada hanya bisa berpacaran dan terus menunda pernikahan, dengan alasan kemapanan sehingga hubungannya terus menggantung tidak jelas.
Nikmatnya Bersama-sama Membangun Rumah Tangga dari Nol Bersama Pasangan Istimewa Anda
Kenapa disebut kenikmatan? Bukannya kesengsaraan. Tergantung dari sudut pandang mana anda melihatnya. Jika anda menikah sebelum mapan bersama pasangan istimewa anda, maka tentunya anda dan pasangan akan memulainya dari nol. Memulai kehidupan baru dengan meraih tujuan dan impian bersama-sama. Anda berdua bersama pasangan akan merasakan perjuangan hidup yang pahit dan manis, jatuh bangun bersama-sama. Tentu saja, secara tidak langsung, ini akan menjadikan anda dan pasangan menjadi sosok yang tangguh dan akan mampu memiliki tiang rumah tangga yang kokoh.
Ketika perjuangan hidup bersama tersebut telah mencapai puncak kesuksesan, tentu saja, kesuksesan tersebut merupakan kenikmatan yang tiada tara atas hasil jerih payah kalian selama ini. Sosok suami yang tadinya seorang yang berani dan bertanggung jawab, akan menjadi pribadi yang juga bisa lebih menghargai istrinya, karena hanya istrinya yang selalu menemaninya dalam meraih kesuksesan bersama. Bagi istri, proses perjuangan tersebut, akan menjadikannya sosok yang lebih hormat terhadap suami karena suaminya telah berjuang bersamanya menggapai semua mimpi-mimpi.
Di suatu saat kelak, kisah perjuangan ini akan bisa diceritakan dengan indah kepada anak-anak kalian, dan pastinya sangat menginspirasi. Sesuatu yang diraih dengan melalui proses perjuangan tentu akan lebih bermakna, tidak mudah goyah, daripada sesuatu yang diraih dengan instan. Sama dengan proses untuk meraih kemapanan itu sendiri.
Pasti banyak yang bertanya, iya kalau setelah berjuang, bisa meraih kemapanan, kalau tidak? Ya, pasti ada kemungkinan itu terjadi. Perjuangan di saat menikah, bisa saja terjadi hasilnya tidak sesuai yang diinginkan. Tentu saja, anda janganlah khawatir. Ini bisa dikembalikan pada diri anda sendiri, apa visi anda menikah sebenarnya. Apa melulu hanya mengejar kemapanan (dalam harta kekayaan)? Tentu tidak bukan. Pernikahan dilangsungkan untuk meraih SAMARA (Sakinah Mawaddah Wa Rahmah). Meraih kebahagiaan hakiki dalam ridho-Nya. Bukan dilihat dari seberapa besar rumah kalian, seberapa banyak mobil kalian, seberapa tinggi kedudukan jabatan kalian. Allah tidak melihat itu semua.
Sebagai pembanding, banyak kehidupan rumah tangga yang dianggap “sempurna”. Memiliki rumah mewah, harta melimpah, suami / istri cantik / tampan, dan lain sebagainya. Tetapi, dalam rumah tangga mereka tidak ada kebahagiaan. Diliputi pertengkaran dan masalah yang tak kunjung usai. Dan akhirnya, berujung pada perceraian. Apakah hal tersebut yang anda dan pasangan inginkan?
So, menikah sebelum mapan itu akhirnya adalah sebuah alternatif pilihan bagi anda dan pasangan. Pasti ada sisi positif dan negatifnya. Pilihan tersebut kembali kepada anda yang berhak untuk memutuskan. Walaupun anda saat ini mengejar kemapanan terlebih dahulu sebelum menikah, tidak menjamin anda bisa membahagiakan pasangan anda ketika sudah menikah nanti. Bagi yang memilih opsi ingin menikah sebelum mapan, maka di pundak anda telah tersematkan tanggung jawab yang sangat besar, dan kemapanan tidak akan bisa diraih tanpa kerja keras.
Intinya, semua tetap kembali kepada individu masing-masing. Menikah sebelum mapan adalah sebuah pilihan yang tidak ada salahnya, dan bisa diambil saat ini juga. Yang terpenting, anda harus sangat serius dan bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik dari keputusan yang telah diambil. Selamat memilih!
Referensi: Keluarga.com
Postingan ini dimodifikasi pada 20 Desember 2015 10:40 am
Pembajakan software adalah masalah yang merajalela termasuk di Indonesia yang telah tumbuh seiring perkembangan kecepatan…
Siang terik paling enak menyantap masakan ndeso, salah satu yang buat kangen adalah menu sayur…
Kuliner Nusantara memang tak ada habisnya. Banyak sajian kuliner khas Indonesia yang terkenal seantero Nusantara,…
Karena berbagai alasan masih banyak pecinta kucing yang melepas kucingnya untuk bebas berkeliaran di luar…
Walaupun tidak setenar Tokyo, namun ada banyak destinasi wisata menarik yang bisa kamu kunjungi saat…
Remittance advice adalah definisi yang harus diketahui siapa saja yang akan melakukan remittance. Orang-orang yang…
Tinggalkan Komentar