Bahagianya melepas seragam putih abu-abu! Kini kamu sudah berstatus mahasiswa dan bebas dari seragam yang membosankan (kecuali bagi kamu yang melanjutkan pendidikan tinggi ke sekolah kedinasan, hehe).Tentu ada kebanggaan tersendiri menyandang status sebagai mahasiswa. Apalagi jika kamu diterima di kampus ternama. Selamat, kamu layak menerima pujian dan dukungan.
Namun jangan kelewat senang dulu, karena masih banyak episode perjuangan yang harus dilalui. Jangan sampai status mahasiswa membuat kamu tenggelam dalam euforia pasca SMA. Let’s move on!
Menjadi mahasiswa memang keren. Akan lebih keren lagi kalau di belakang kata mahasiswa tadi ditambah kata berprestasi. Alangkah kerennya jika kamu bukan sekadar mahasiswa, tetapi kamu adalah mahasiswa berprestasi. Tentu mau kan, membuat orang tua bangga karena anaknya istimewa di kampus tercinta?!
Kata prestasi memang subjektif, setiap orang dapat mengartikannya dengan cara yang berbeda. Sebagian orang mengartikan prestasi dengan piagam penghargaan, piala kejuaraan, atau kemenangan dalam berbagai ajang perlombaan. Ada pula yang memandang prestasi dengan capaian akademik. Semakin tinggi Indeks Prestasi (IP) yang diraih, semakin berprestasi orang tersebut.
Sebagian lain yang agak nyeleneh, mengukur prestasi lewat banyaknya follower, pacar, popularitas, atau kepemilikan barang mewah. Sementara itu, ada segolongan kecil anak muda mengartikan prestasi sebagai seberapa besar manfaat yang dapat kita berikan pada orang lain. Mereka adalah mahasiswa yang sibuk dengan kegiatan pengabdian masyarakat, penelitian ilmiah, atau kegiatan lain yang memberikan manfaat nyata bagi lingkungan sekitarnya. Misalnya saja, sekelompok mahasiswa yang mengelola rumah belajar untuk anak anak kurang mampu. Mereka mengajar sukarela untuk anak anak miskin di sekitar kampus. Ada pula para mahasiswa yang senang melakukan kampanye anti rokok di suatu daerah.
Terserah, kamu sudah dewasa untuk menentukan pilihan. Sebagai mahasiswa, sudah saatnya memilih yang terbaik bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga orang lain. Sayang sekali jika status sebagai mahasiswa tidak membuahkan hasil apa-apa. Sekadar info, kesempatan untuk menjadi mahasiswa di Indonesia masih terbilang langka. Menurut data Kementerian Pendidikan, hanya sekitar 20-30 % pelajar Indonesia yang bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Artinya, tidak banyak orang yang memiliki kesempatan menjadi mahasiswa. Sebagai orang yang terpilih, alangkah baiknya jika kamu tergerak untuk berbagi manfaat. Itulah mahasiswa berprestasi yang sejati.
Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Justru di situlah letak tantangannya. Hanya mereka yang bernyali mampu menaklukkan tantangan berprestasi. Berikut tips menjadi mahasiswa berprestasi:
Apa yang ingin kamu capai selama menjadi mahasiswa? Berapa target IPK-mu saat lulus? Apa manfaat yang ingin kamu bagi pada orang lain melalui ilmu yang kamu dapat di bangku kuliah?
Tulis semua itu dan tempelkan di tempat yang selalu kamu lihat. Dengan begitu, kamu akan selalu ingat dan menjadi doa yang terlintas di hati tiap kali membacanya.
Jika tidak dibuat tertulis, target yang kamu buat bisa melemah bahkan terlupakan. Target juga harus dibuat serealistis mungkin, terukur dan spesifik.
Setelah punya target, harus direncanakan pula strategi mencapainya. Jangan sampai sekadar menjadi tulisan pemanis kamar.
Harus ada batas waktu untuk tiap target agar kita bisa menentukan skala prioritas dalam menjalani kegiatan.
Komunitas di dalam dan luar kampus menyediakan banyak kegiatan yang bermanfaat. Tak hanya itu, dengan bergabung di organisasi/ komunitas kamu akan ditempa untuk bekerja dalam tim, mengelola kegiatan, manajemen konflik, dan sebagainya. Keterampilan tersebut akan sangat dibutuhkan di dunia kerja dan masyarakat. Sudah menjadi rahasia umum, pengalaman berorganisasi merupakan salah satu pertimbangan perusahaan dalam menerima karyawan. Mereka yang memiliki pengalaman berorganisasi dianggap lebih mudah beradaptasi dan menunjukkan kinerja yang baik di perusahaan.
Ikut lomba, seminar, pelatihan, penjelahan alam, penelitian, dan seabrek kegiatan pengembangan diri lainnya wajib masuk daftar agenda seorang mahasiswa berprestasi. Menghabiskan waktu kuliah di sekitar kelas-perpustakaan- kamar kosan-tempat tongkrongan hanya akan menjadikan kamu bagai katak dalam tempurung.
Kesibukan mengejar prestasi jangan sampai membuatmu lupa makan. Apalagi sampai lupa istirahat. Sempatkan pula waktu untuk bersantai dan berolahraga. Menjadi berprestasi memerlukan energi tingkat tinggi, baik secara lahir maupun batin.
Menjadi mahasiswa berarti memasuki masa dewasa. Ini adalah waktu yang sangat tepat untuk terus memperbaiki ibadah dan akhlak agar menjadi hamba yang diridoi-Nya.
Bagaimana, siap menjadi mahasiswa berprestasi? Semangat, Indonesia menunggu kontribusimu!
Postingan ini dimodifikasi pada 19 Juni 2015 7:22 am
Pembajakan software adalah masalah yang merajalela termasuk di Indonesia yang telah tumbuh seiring perkembangan kecepatan…
Siang terik paling enak menyantap masakan ndeso, salah satu yang buat kangen adalah menu sayur…
Kuliner Nusantara memang tak ada habisnya. Banyak sajian kuliner khas Indonesia yang terkenal seantero Nusantara,…
Karena berbagai alasan masih banyak pecinta kucing yang melepas kucingnya untuk bebas berkeliaran di luar…
Walaupun tidak setenar Tokyo, namun ada banyak destinasi wisata menarik yang bisa kamu kunjungi saat…
Remittance advice adalah definisi yang harus diketahui siapa saja yang akan melakukan remittance. Orang-orang yang…
Tinggalkan Komentar