Anda salah satu pengendara mobil matic? Luangkan waktu sejenak untuk membaca tulisan ini.
Di Indonesia, pengguna mobil bertransmisi matic memang terus meningkat. Ini karena semakin banyak orang yang berminat dengan mobil matic karena memang sangat cocok dan handal untuk digunakan di padatnya lalu lintas perkotaan.
Tetapi, kehandalan dari mobil matic tersebut, terkadang tak diimbangi oleh kebiasaan mengendara para driver yang baik.
Salah satunya, biasanya seorang pengendara tidak sadar akan kebiasaannya dalam menyetir yang membuat oli transmisi lebih cepat menurun secara kualitas.
Contohnya seperti berikut…
Jika pada mobil non-matic (manual), untuk memindahkan tuas transmisi diatur sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.
Nah, sedangkan pada model mobil matic, saat melaju, pengendara cukup menggeser tuas transmisi ke posisi D. Untuk perpindahan transmisi, dilakukan pada saat kita melalui jalanan “khusus” seperti turunan ataupun tanjakan curam.
Mobil matic memang telah menghilangkan pedal kopling untuk sistem transmisinya, sehingga kaki kiri kita bisa istirahat. Ini akan jauh lebih nyaman, dan tidak membuat kaki pegal.
Tetapi, terkadang, pengendara tidak sadar karena asyiknya menyetir tanpa harus memindahkan tuas transmisi. Salah satu kebiasaan umum yang akan membuat oli transmisi menjadi cepat menurun kualitasnya, atau bisa jadi akan membuat kampas kopling rusak.
Akan menjadi lemah saat harus dilaju dengan cepat, terlebih lagi jika harus melaju di jalur tanjakan.
Apa itu yang menjadi kebiasaan umum yang kurang baik?
Pada saat mobil berhenti cukup lama, misalkan karena ada traffic light, atau terjebak kemacetan, kebiasaan ini muncul. Pengendara lupa untuk memindahkan tuas transmisi ke posisi netral (N).
Walaupun cuma sebentar dalam posisi berhenti (misalkan, 1 menit atau lebih), kebiasaan yang seringkali dianggap sepele ini, justru membuat perlakuan yang tidak ramah terhadap transmisi mobil matic anda.
Mungkin, bagi sebagian besar pengendara mobil matic, mereka tidak memindahkan tuas transmisi ke posisi netral (N), karena pertimbangan mobil tersebut akan segera melaju. Lebih memilih untuk menginjak pedal rem, pasca diangkat dari pedal gas, untuk menghentikan laju mobil sejenak.
Meskipun tampak efisien, tetapi itu salah satu kebiasaan sepele yang kurang tepat. Kebiasaan yang akan membuat suhu pada oli transmisi meningkat secara drastis. Ini disebabkan sedikitnya aliran udara segar yang berfungsi mendinginkan transmisi pada saat kendaraan berhenti sejenak.
Suhu oli transmisi yang terus meningkat di atas standard suhu rata-rata kinerjanya, maka perlahan-lahan kualitasnya akan terus menurun. Ini akan membuat kemampuan transmisi mobil matic menjadi berkurang.
Jika kualitas oli transmisi terus menurun, berbanding lurus dengan akibat yang terjadi pada kopling gesek mobil. Ini akan membuat gesekan kopling di transmisi semakin membesar. Jika terus menerus seperti itu, akan berakibat pada kopling gesek yang menipis.
Nah, itulah salah satu kebiasaan umum pengendara yang dianggap sepele, tetapi bisa berakibat fatal pada kendaraan mobil matic anda.
Referensi: Arantan
Postingan ini dimodifikasi pada 3 Maret 2016 11:55 am
Pembajakan software adalah masalah yang merajalela termasuk di Indonesia yang telah tumbuh seiring perkembangan kecepatan…
Siang terik paling enak menyantap masakan ndeso, salah satu yang buat kangen adalah menu sayur…
Kuliner Nusantara memang tak ada habisnya. Banyak sajian kuliner khas Indonesia yang terkenal seantero Nusantara,…
Karena berbagai alasan masih banyak pecinta kucing yang melepas kucingnya untuk bebas berkeliaran di luar…
Walaupun tidak setenar Tokyo, namun ada banyak destinasi wisata menarik yang bisa kamu kunjungi saat…
Remittance advice adalah definisi yang harus diketahui siapa saja yang akan melakukan remittance. Orang-orang yang…
Tinggalkan Komentar