Ibu..Aku Bangga pada Engkau yang Seorang Buruh
Ibu,,engkau tak pernah lelah untuk membantu ayah menjadi seorang buruh, begitu banyak media menyebutmu. Ibuku seorang buruh, profesi yang tidak membuat menjadi kaya, dan mau tidak mau harus sanggup untuk memenuhi segala kebutuhan hidup sehari-hari. Ibuku seorang buruh, profesi yang jarang mendapatkan penghargaan penghargaan dari pemerintah, tetapi menjadi tulang punggung perekonomian negara. Ibuku seorang buruh, profesi yang menguras tenaga dari pagi hingga malam, dengan ikhlas demi keluarga.
Engkau berangkat pagi buta demi mencari sesuap nasi
Sumber Gambar: https://mubarik.wordpress.com/2010/12/
Ketika matahari pagi masih belum menampakkan dirinya, engkau mulai terbangun dan menyiapkan segala hal memenuhi kewajibanmu sebagai seorang istri dan ibu. Masakan mulai engkau siapkan kepada suamimu. Engkau masih sempatkan memandikan dan menyuapi anakmu yang masih kecil. Tangisan anakmu yang kecil sebagai penyemangat hidupmu. Setelah semua kewajiban sudah selesai di tunaikan, engkau berpamitan pada suamimu untuk berangkat mencari rezeki.
Alunan musik jalanan mengiringi perjalananmu
Sumber Gambar: http://beritadaerah.co.id/tag/penumpang/page/9/
Keringat. Sesak. Peluh. Pengap. Itu semua makanan sehari-harimu. Alunan gitar pengamen mengiringi perjalanan menuju pabrik tekstil tempatmu bekerja. Supir yang mengendarai bisnya bagai pembalap F1, menembus kemacetan kota seakan tak engkau hiraukan lagi. Bayangan pikiranmu kosong, menerawang jauh menembus kaca jendela bis kota. Engkau pun tertidur dalam kebisingan tersebut.
Suara alarm menyambutmu di pabrik tekstil
Sumber Gambar: http://dunia.news.viva.co.id/news/read/333733-ini-penyakit-misterius-pembunuh-anak-kamboja
Engkau pun tiba di ladang pekerjaanmu. Canda tawa bersama teman-teman satu profesimu sebelum bekerja menjadi suntikan awal sebelum memulai kerja. Mesin-mesin pabrik pun sudah dinyalakan. Briefing pagi dari sang supervisor, kewajiban yang harus kamu penuhi. Terkadang, tidak jarang, supervisor memberimu suara keras sebagai peringatan akan kinerjamu. Pekerjaan pun mulai dilakukan bersama mesin-mesin tersebut.
Caci maki atasan, seringkali engkau terima dengan lapang dada
Sumber Gambar: http://intisari-online.com/read/tips-menghadapi-atasan-yang-gampang-marah
Engkau pun bekerja dengan segenap kemampuan yang dimiliki. Tak jarang, atasan mencaci maki engkau karena mereka menganggap engkau melakukan kesalahan dalam bekerja. Padahal, engkau sudah berusaha bekerja dengan apa yang kau miliki. Bagimu, kerja yang optimal, merupakan keharusan, karena engkau tidak ingin, anak-anakmu nanti tidak lagi sanggup sekolah. Semua cacian mereka engkau terima dengan ikhlas.
Engkau pun pernah dilarikan ke rumah sakit
Sumber Gambar: http://pentas-kesaksian.blogspot.com/2012_03_01_archive.html
Kerja banting tulang, peras keringat tanpa henti, membuat fisikmu tidak bisa selalu sehat. Terkadang, kamu harus berbaring di ranjang rumah sakit. Perusahaan pun hanya memberimu toleransi beberapa hari untuk dirawat. Segala upaya engkau lakukan, agar sakitmu tidak berlangsung lama dan dapat bekerja kembali.
Engkau pun ikut demonstrasi sebagai bentuk solidaritas dan meningkatkan taraf hidupmu
Sumber Gambar: http://fspmi.or.id/terkait-bpjs-perlindungan-buruh-ratusan-buruh-perempuan-geruduk-bupati-bekasi.html
Ibu…kaupun harus ikut demonstrasi menuntut kehidupan yang lebih layak dengan bergabung bersama teman-temanmu dalam serikat pekerja. Engkau tidak menuntut banyak. Engkau tidak ingin hidup bermewah-mewahan. Yang engkau harapkan, hanya kehidupan yang layak sesuai dengan standar minimum. Engkau pun tahu, hasil demonstrasi tidak akan langsung mengubah segalanya dengan drastis.
Syukur pun engkau panjatkan kepadaNya ketika hakmu telah diterima
Sumber Gambar: https://rhesarhein.wordpress.com/2008/08/31/
Begitu akhir bulan engkau menerima amplop sebagai tanda hakmu selama sebulan bekerja, engkau pun sangat bersyukur. Nilai uang dalam amplop tersebut sangat berarti dalam hidupmu, walaupun tetap belum bisa memenuhi semua kebutuhan rumah tangga, membayar listrik, konsumsi sehari-hari, membayar biaya sekolah dan kebutuhan anak-anak, membayar hutang, berobat dll. Engkau pun berusaha menyisihkan hasil jerih payahmu setiap bulan, demi masa depan anakmu. Walaupun tidak besar, tetapi sangat berarti bagi masa depan anakmu. Tidak ada sisa hasil keringat untuk hanya sekedar memanjakan dirimu menikmati kehidupan. Engkau lebih memikirkan keluarga, daripada dirimu sendiri.
Ibu…sampai kapanpun, aku tetap menyayangimu
Sumber Gambar: http://www.wallpapermania.eu/wallpaper/pink-beautiful-rose-for-a-special-person-i-love-you-mom
Ibu..kini fisikmu tak lagi muda. PHK pun telah menyelesaikan hubunganmu dengan pabrik tersebut. Kini, aku anakmu telah menjadi seorang sarjana. Sekarang, giliranku yang membalas semua kasih sayang, perhatian, kerja kerasmu selama ini. Aku akan selalu berada di sisimu untuk menemani dan merawatmu sampai akhir kehidupan nanti. Ibu…Aku selalu sayang padamu, selamanya.
Tulisan ini didedikasikan bagi para buruh di seluruh Indonesia dalam peringatan May Day. Selamat Hari Buruh 1 Mei. Teruskan perjuanganmu para buruh Indonesia!