Dulu…aku sebagai ibu bekerja, kuliah, aktif berorganisasi, aku selalu tetap berusaha optimal sebagai ibu.
Bangun jam 4 subuh, langsung memasak buat sarapan, makan siang, makan malam, extra fooding buat anak-anak, kadang dengan menu yang berbeda, karena suami suka pedas, si kakak Fashhan yang nafsu makannya sulit hingga perlu disiapkan menu dan trik penyajian khusus, dan altaf yang punya selera berbeda. Lalu memandikan anak-anak, menyiapkan kebutuhan mereka sekolah dan kebutuhan mereka pulang sekolah, membawa buku pelajaran mereka ke sekolah untuk diperiksa dan di-check pemahaman mereka di sela-sela kesibukan di kantor.
Berangkat ke kantor dengan kondisi tidak jarang seragam kerja yang basah karena memandikan anak-anak yang kondisinya tidak mungkin aku sekedar pakai baju rumah baru ganti karena diburu waktu, jangankan menggunakan kerudung bermodel, makai bergo simple dengan rapi saja merupakan prestasi dan tidak terulas make up. Jangankan make up, bedak pun tidak.
Mobil jemputan adalah tempat peristirahatan sejenak saya dengan jarak tempuh kurang lebih 1 jam saya bisa rehat sejenak, tidur untuk mengumpulkan tenaga.
Dikantor, ritual pertama telepon rumah, memastikan segalanya oke. Bekerja, memanfaatkan waktu luang untuk periksa buku anak-anak yang dibawa, memanfaatkan waktu jika memungkinkan baca buku atau ngerjain tugas kuliah. Pulang kantor, tidur dikendaraan menyiapkan tenaga untuk di rumah. Sampai rumah langsung menyiapkan perlengkapan untuk sekolah besok, mengajari anak-anak, menyuapi anak-anak, mengurus segala keperluan mereka, lalu berangkat kuliah malam.
Pulang sampai rumah, menidurkan anak-anak, chek persiapan masak besok, mengerjakan tugas organisasi belum lagi hak suami, hak keluarga besar. Karena Sabtu dan Minggu kuliah dan berbagai kegiatan lain. Belum lagi jika anak-anak sakit, anak-anakku memiliki catatan kesehatan yang special.
Sebagai manusia, jujur aja…aku mengharapkan adanya Me Time. Memanjakan diriku sendiri. Kadang aku ada keinginan, bermanja di salon, berkumpul seharian sekedar haha hihi dengan teman-teman. Aku sangat merindukan hal itu….
Tapi, rencana selalu gagal. Ketika mengingat betapa banyak waktuku yang akan terbuang ketika mengantri, membayangkan wajah anak-anak yang merindu, tugas yang menumpuk yang pada akhirnya tetap harus segera aku selesaikan.
Bukan sekali dua kali, mamaku mengingatkan…. urus badan, urus wajah, suamimu nanti melirik wanita lain….
Tapi setiap kali itu direncanakan, tetap aku gak pernah sanggup melangkah. Naif mungkin buat sebagian orang, berpenghasilan seharusnya menikmati buat bersenang-senang, karena kesenangan akan mendongkrak produktifitas. Tapi apa mau dikata, aku tidak pernah punya kemampuan untuk melakukannya.
Sebagai wanita, tentu saja kadang ada rasa takut menyapa, tapi aku tidak ingin tenggelam dalam resah.
Dihamparan sajadah aku berdoa, Yaa Rabb, Kasar Tangan dan kaki ini karena cinta, lusuh wajah inipun karena cinta, lelah letih badan ini juga karena cinta, Maka kumohonkan kepadamu Ya Rabb, andai cinta suamiku adalah kebaikan untuk ku, tolong jaga cinta dan hatinya untukku. Namun Jika cintanya tidak memberikan kebaikan untukku, aku pasrahkan diriku dalam penjagaanMu, karena cintaku padanya hanyalah karenaMu. Ku abdikan tubuh dan pikiranku untuk suami dan anak-anakku karenaMu. Dan ku yakin engkau yang akan menjaga hati dan cinta mereka karena mereka dalam genggamMu.
Ternyata, lelah letih dan segala penat begitu mudah terbayar dengan senyuman suami dan anak-anak.
Waktu berlalu begitu cepat, cuma sejenak kita bisa memeluk mereka. Merasakan mereka tergantung dengan kita, merasakan rengekan mereka, merasakan teriakan lengkingan tangis mereka, meradakan mereka mengejar kita ketika pulang bekerja dan memeluk kita…. itu hanya beberapa tahun saja, karena belasan dan puluhan tahun kemudian lambat laun semua sirna. Me Time kita jauh lebih banyak daripada we time. Percayalah, kita akan merindukan We Time.
Kini, tinggalah aku merindu rengekan mereka, pelukan mereka, merdunya tangisan mereka, me time kita akan terlalu banyak… hingga kita sadar, waktu itu tidak akan pernah lembali.
Menatap mereka ketika tertidur pulas, nak… maafkan ibu sudah banyak kehilangan waktu untuk memenuhi hidupmu dengan kasih sayang, tangan ini pernah menyakitimu, lidah ini pernah menghardikmu, mata ini pernah terbelalak membuatmu ketakutan.
Maafkan aku dengan segala egoku, keterbatasan dan kelalaian cintaku….
Tanpa pernah melakukan me time pun aku begitu menyesal pernah memimpikannya…. karena ternyata kini kusadari bahwa we time jauh lebih indah bagiku.
Buat semua ibu, keep your spirit, kesibukan, kerepotan dan kelelahan kita cuma sesaat, nikmati dan rekam baik-baik jejak itu, kelak ketika rindu itu datang semoga senyuman bisa mengembang, bukan air mata penyesalan.
#Selamat Hari ibu, karena setiap hari adalah hari ibu.
Sumber Tulisan:
Postingan ini dimodifikasi pada 26 November 2015 10:58 am
Pembajakan software adalah masalah yang merajalela termasuk di Indonesia yang telah tumbuh seiring perkembangan kecepatan…
Siang terik paling enak menyantap masakan ndeso, salah satu yang buat kangen adalah menu sayur…
Kuliner Nusantara memang tak ada habisnya. Banyak sajian kuliner khas Indonesia yang terkenal seantero Nusantara,…
Karena berbagai alasan masih banyak pecinta kucing yang melepas kucingnya untuk bebas berkeliaran di luar…
Walaupun tidak setenar Tokyo, namun ada banyak destinasi wisata menarik yang bisa kamu kunjungi saat…
Remittance advice adalah definisi yang harus diketahui siapa saja yang akan melakukan remittance. Orang-orang yang…
Tinggalkan Komentar