Ayah,,,mungkin engkau sibuk mencari nafkah demi keluargamu..Waktu banyak engkau habiskan di kantor.
Tetapi, mohon baca pesan ini sebentar saja. Demi masa depan anak-anakmu kelak.
Ayah, banyak studi penelitian menyebutkan bahwa peran keterlibatan dirimu dalam mengasuh anak-anak sungguh penting.
Banyak manfaat positif yang akan diperoleh oleh anakmu, baik dari segi karakter, pengembangan diri, kecerdasan, dan lain sebagainya.
Ayah, ini kesepuluh manfaat dari ribuan manfaat jika dirimu meluangkan waktu untuk ikut andil mengasuh anak-anak.
Sempatkan sebagian waktu ayah untuk bermain bersama anak-anak. Dengan bermain, seperti melompat, berlari, memanjat, ataupun melempar, maka aktivitas-aktivitas tersebut akan semakin membuat anak kita percaya diri.
Ini didasarkan pada sebuah riset yang dilakukan oleh Melanie Horn-Mallers Ph.D, seorang profesor dan pakar keluarga di Universitas Negara Bagian California, Fullerton, Amerika Serikat.
Saat anda menyemangati anak-anak untuk berani meluncur, mendorong ayunan dengan lebih kencang, dan permainan lainnya. Jika anak berhasil melakukannya, mereka akan semakin percaya diri.
Seolah-olah hendak berkata pada anak anda, “Anakku, mari menjelajah bersama ayah, dan percayalah dengan semua kemampuanmu. Ayah disini bersamamu.”
Siapa sih orangtua yang tidak ingin anaknya cerdas dan pintar? Hampir semua orang tua tentu menginginkannya.
Kecerdasan anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh orangtuanya, terlebih lagi jika ayah berperan aktif mengasuh anak-anak.
Berdasarkan sebuah penelitian yang berjudul The Effects of Father Involvement: An Updated Research Summary of the Evidence, oleh Universitas Guelph, Ontario, Kanada, pada 2007, keaktifan ayah terlibat mengasuh anaknya sejak usia dini, akan membantu kognitif anak saat berada di usia 6 bulan – 1 tahun.
Bahkan, pada usia 3 tahun, IQ anak akan semakin meningkat, dan ketika beranjak dewasa, akan menjadi seseorang yang bisa memecahkan permasalahan dengan baik.
Tentu, semua ayah di dunia ini menginginkan hal tersebut, bukan?
Seorang ibu, akan cenderung lebih khawatir dan hati-hati dalam mengasuh anak-anak. Berbeda dengan seorang ayah, lebih memberikan kesempatan anak-anak mengambil risiko.
Didasarkan dalam sebuah penelitian oleh seorang psikolog, Daniel Paquette, dari Universitas Montreal, Montreal, Kanada, dengan judul studi Theorizing the Father-Child Relationship: Mechanisms and Developmental Outcomes.
Dari studi ini, ditemukan fakta menarik bahwa seorang ayah saat bermain bersama anak-anaknya akan memberikan kesempatan dan mendorong anaknya untuk berbicara dengan orang asing, ataupun memberikan dorongan agar mampu mengatasi hambatan.
Contohnya, saat belajar berenang, seorang ayah mendorong anaknya untuk dapat menyelam jauh lebih dalam.
Seorang bayi yang memiliki kedekatan dengan ayahnya di 3 bulan pertama, akan jauh lebih baik bersosialisasi dengan temannya, dan jarang memiliki masalah dengan temannya tersebut.
Ini didasarkan dari riset yang dilakukan pada 192 bayi oleh Dr. Paul Ramchandani, psikiater anak dari Universitas Oxford, Inggris. Karya ilmiah risetnya dimuat dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry.
Bahkan, ketika anak-anak tersebut tumbuh dewasa dan sudah bekerja, mereka menjadi sosok pribadi yang sangat bahagia.
Biasanya, ayah adalah pribadi yang tegas. Mungkin, sebagai seorang ayah, anda juga menerapkan ketegasan tersebut saat mengasuh anak.
Dalam sebuah buku Partnership Parenting yang ditulis oleh Dr. Kyle D. Pruett M.D, seorang psikiater anak dari Universitas Yale, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa sosok ayah lebih tegas saat menerapkan disiplin dibandingkan sosok ibu.
Seorang ibu, lebih mengutamakan ikatan emosional dalam mengubah tingkah laku anak. Kombinasi pendekatan dari ayah dan ibu tersebut sangat efektif untuk membuat anak menjadi lebih disiplin.
Seorang ibu saat mengasuh anak cenderung memberikan rasa aman dan memanjakan sang anak. Sedangkan ayah, tidak sekedar menghibur anaknya saat bermain.
Ayah akan memberikan kesempatan anaknya untuk mengeksplorasi kemampuannya, dengan mencoba hal-hal yang baru, dan tentu saja masih dalam pengawasan.
Ini didasarkan riset yang dilakukan oleh Norma L. Radin, seorang pakar perkembangan anak di Universitas Michigan, Amerika Serikat.
Ini berdasarkan sebuah artikel yang berjudul Father Involvement and Children’s Functioning at Age 6 years: A Multisite Study yang ditulis oleh Dr. Howard Dubowitz, MD, seorang ahli pediatri dari Universitas Marylan Medical Center, Baltimore, Amerika Serikat.
Menurut Dr. Howard, anak laki-laki yang memiliki kedekatan dengan ayahnya, akan lebih mudah mengenal dunia pria. Anak laki-laki akan sedikit merasakan impulsif, keagresifan, dan cenderung tidak egois. Saat dewasa, mereka akan lebih pengertian dan toleran.
Seorang anak perempuan yang dekat dengan ayahnya akan lebih nyaman dan aman, serta sedikit merasakan depresi.
Dengan aktivitas yang dilakukan seorang anak bersama ayahnya, seperti bermain bola, mencuci motor / mobil, belajar naik sepeda, dan lain-lain, akan membuat anak jauh lebih aktif karena melakukan aktivitas di luar ruangan.
Anak yang lebih aktif juga bermanfaat bagi kesehatannya. Aktivitas-aktivitas di luar ruangan tersebut akan membuat anak terhindar dari kegemukan. Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan RI, tahun 2013, sekitar 18,8% anak Indonesia di usia 5-12 tahun mengalami kegemukan. Dengan rincian, sangat gemuk ± 8,8% dan gemuk ± 10%.
Ayah yang bermain dengan anak-anaknya, cenderung mengisi hari-harinya dengan aktivitas yang lebih “liar” dan kreatif seperti bermain perang-perangan, berlari-larian, membuat mobil-mobilan, memakai sarung dan bermain ninja-ninjaan, dan berbagai permainan lainnya.
Itu bentuk kreativitas yang lebih baik. Menurut data riset yang dilakukan oleh Mark Runco, Ph.D, seorang direktur Pusat Kreativitas dan Pengembangan Talenta di Universitas Georgia, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa semua anak berpotensi untuk kreatif. Hanya orangtua yang bisa membantu mewujudkan dan mengembangkan kreativitas anak tersebut.
Biasanya, seorang ibu lebih teratur dan menyiapkan segala hal sebelum melakukan aktivitas tertentu, misalkan pergi piknik. Ibu sudah mengatur semuanya, seperti menyiapkan bekal makanan.
Sedangkan seorang ayah, jauh lebih banyak bereksperimen dengan spontan saat beraktivitas, misalkan menggunakan api unggun dan belajar memasak.
Bagi anda seorang ayah, belajar menghadapi risiko dan mendapatkan pengalam baru menjadi prioritas.
Menurut Howard Steele, seorang direktur di Attachment Research Center Unit, dari Universitas College, London, Inggris, hal ini akan membuat anak-anak jauh lebih berani untuk mengungkapkan pendapat, dan spontan dalam bertindak.
Ayah,,itulah kesepuluh manfaat yang akan anak anda dapatkan jika ikut andil untuk bermain dan mengasuh anak-anak. Mari bermain bersama anak-anak dan jangan lupa bagikan pesan ini agar dibaca oleh banyak ayah di dunia ini.
Referensi: ParentsIndonesia
Postingan ini dimodifikasi pada 22 Januari 2016 2:21 pm
Pembajakan software adalah masalah yang merajalela termasuk di Indonesia yang telah tumbuh seiring perkembangan kecepatan…
Siang terik paling enak menyantap masakan ndeso, salah satu yang buat kangen adalah menu sayur…
Kuliner Nusantara memang tak ada habisnya. Banyak sajian kuliner khas Indonesia yang terkenal seantero Nusantara,…
Karena berbagai alasan masih banyak pecinta kucing yang melepas kucingnya untuk bebas berkeliaran di luar…
Walaupun tidak setenar Tokyo, namun ada banyak destinasi wisata menarik yang bisa kamu kunjungi saat…
Remittance advice adalah definisi yang harus diketahui siapa saja yang akan melakukan remittance. Orang-orang yang…
Tinggalkan Komentar