Sayang, Aku Ingin Sekali Menikahimu, tapi….
Pria, makhluk dengan berbagai keunikan yang terkadang tampak kuat, tetapi sebenarnya lemah, tampak hebat, tetapi sebenarnya butuh penopang, tampak berani, tetapi sebenarnya takut. Ya. akulah pria itu. Pria yang terlalu takut untuk mengakui kelemahannya sendiri. Aku pria yang berani memberimu obralan janji suci, tapi terlalu takut untuk melakukannya di depan penghulu. Aku hebat untuk memperdayamu dalam hubungan yang penuh ketidakpastian, tetapi terlalu lemah untuk bertanggungjawab padamu di depan ayahmu. Ya. Akulah pria itu.
Sayang. Aku tahu kamu tidak ingin terus menjalin hubungan seperti ini. Aku tahu kamu ingin segera membawa seluruh keluarga besarku ke rumahmu. Aku tahu kamu khawatir dengan usiamu yang terus bertambah, tanpa ada kepastian dariku. Aku tahu, kamu lelah dengan berbagai omongan orang tentang hubungan kita. Ya. aku tahu itu semua. Tapi, kemampuanku hanya sebatas mengetahui. Aku tak mampu mengatasi itu semua. Ya. Akulah pria itu.
Ay,,aku masih ragu apakah kamu benar wanita yang tepat itu.
Sumber Gambar: https://hijapedia.com/jodoh-untuk-wanita-sholehah/
Aku tahu,,kita telah menjalin hubungan bertahun-tahun. Semua suka telah kita lalui. Semua duka, telah kita lewati. Tetapi, entah kenapa, dalam diriku masih ada keraguanku itu. Apakah kamu memang benar wanita yang tepat untuk menjadi pendampingku. Bisikan-bisikan itu terus bersuara dalam hati dan pikiranku. Apakah ada wanita lain selain dirimu yang lebih tepat mendampingiku. Ya, sayang. Godaan-godaan itu terus muncul. Aku bingung bagaimana harus mengatasinya.
Aku terlalu takut tak bisa menjaga hatiku.
Sumber Gambar: http://www.pusatcinta.com/in-a-relationship/tanda-pria-sudah-menemukan-sosok-wanita-yang-tepat/
Ya.ntah apa yang terjadi dalam hatiku. Begitu mudahnya aku melirik wanita lain walaupun sekilas. Terus muncul dalam hatiku, apakah ketika nanti kita terikat, aku tak bisa menjaga perasaanmu, aku tak bisa menjaga mata, hati, tingkahku untuk tidak menyakitimu. Aku takut ketika ijab qobul itu sudah terucap, aku ingkar tidak hanya padamu, tapi keluargamu, dan Tuhan.
Aku belum bisa lepas dari bayang-bayang masa laluku.
Sumber Gambar: http://beritabaikblog.blogspot.com/2014_10_01_archive.html
Semua masa laluku sudah aku ceritakan padamu. Aku selalu berkata, bahwa kejujuran adalah landasan hubungan kita. Tapi, dalam hati kecilku yang terdalam, aku tahu, aku telah berbohong padamu. Aku belum bisa lepas sepenuhnya dari bayang-bayang wanita di masa laluku. Aku bohong padamu ketika berkata bahwa aku telah bisa melupakan dia. Aku masih berharap apakah dia mampu hadir kembali dalam diriku, dan menjadi pendampingku di masa depan. Ya.dia bukan kamu.
Aku masih harus bekerja keras mengejar karir agar hidupku, hidup kita mapan
Sumber Gambar: http://bontanggraphic.blogspot.com/
Aku tidak tahu, apakah alasan ini bisa kau terima. Aku masih berpikir banyak bagaimana nanti harus membiayai pernikahan kita, membiayai kamu dan anak-anak kita. Aku tidak ingin rumah tangga kita berantakan karena hanya masalah uang. Aku selalu memberikan alasan ini padamu. Tapi entah sampai kapan.
Aku harus membiayai adik-adik dan keluargaku
Sumber Gambar: www.myindischool.com
Kamu sudah tahu, bahwa aku satunya-satunya pria yang menjadi tulang punggung di keluargaku. Aku masih harus membiayai sekolah adik-adikku, membiayai ibuku, ayahku ntah kemana. Aku tahu itu semua bisa dilakukan jika kita berdua. Tapi aku tidak mau membebanimu dengan beban keluargaku.
Aku tidak ingin rumah tangga kita gagal seperti orangtuaku
Sumber Gambar: www.tolopmarbun.com
Ketakutan yang terus muncul dalam diriku, apakah rumah tangga kita nantinya akan bisa langgeng tidak seperti rumah tangga orang tuaku. Aku tidak mau anak-anak kita nanti tidak memiliki ayah yang ada di sampingnya. Aku takut ketika harus datang ke pengadilan agama. Ya. Aku takut akan hal itu.
Apakah orangtuamu benar-benar menerimaku?
Sumber Gambar: intisari-online.com
Kita berdua tahu, kita menjalani hubungan ini diam-diam. Orang tuamu masih belum tahu tentang diriku. Kamu pun masih terus menyembunyikan diriku dari orang tuamu. Apakah akan terus seperti ini? Apakah jika nanti kamu sudah siap menerimaku, ternyata orang tuamu tidak menerimaku. Aku takut terlalu takut untuk ditolak. Aku lelah terus ditolak di masa laluku.
Ya sayang. Semua keraguan dan ketakutanku itu masih terus membayangiku hingga kini. Aku ingin berusaha mengatasi itu semua, sebelum aku berkata siap untuk menikahimu. Tapi, aku mengerti jika kamu memang butuh kepastian. Aku paham jika usiamu sudah tidak lagi muda. Aku bisa mengerti orang tuamu selalu bertanya tentang pernikahan kepadamu.
Satu hal yang memang bisa aku katakan saat ini.
Sumber Gambar: sepedakwitang.wordpress.com
“Jika memang ada pria yang sudah mampu mengatasi ketakutan, keraguan, kebimbangan yang ada pada diriku, lebih baik akhlak, budi pekerti, dan dia sudah melamarmu, AKU IKHLAS MELEPASKANMU. Dia adalah jodoh yang terbaik, yang Tuhan berikan padamu. Jangan kau tunda lagi dalam hubungan penuh ketidakpastian. Aku tidak ingin kau terus bergelimang dosa. MENIKAHLAH DENGANNYA SEGERA.”