Duhai Wanita, Jangan Kau Teteskan Air Matamu…
Wanita, Kenapa Dirimu Sering Meneteskan Air Mata…
Wanita menangis bukan karena lemah, namun ia butuh mencurahkan perasaan yang tak cukup diungkapkan dengan kata.
Wanita menangis belum tentu karena tersakiti, bisa jadi ada banyak rasa yang bercampur dalam hati dan mendesak untuk dikeluarkan.
Wanita menangis bukan artinya cengeng, bisa jadi ada banyak hal yang dipikirkan juga dirasakan dan membutuhkan ruang untuk diekspresikan.
Jika dia menangisi hal yang sama tiap hari jangan dimarahi, karena begitulah yang ia rasakan.
Jika dia menangis di bahumu lalu setelah itu merasa bahagia dan normal kembali jangan merasa aneh, karena ia hanya butuh didengarkan.
Maka, suami yang baik bukan hanya ia yang pandai berbicara, namun ia yang pandai mendengarkan curhat istrinya.
Suami idaman bukan hanya ia yang gagah memimpin rumah tangga, namun juga ia yang nyaman menjadi sahabat setia bagi istri tercinta.
Berikan waktu khusus bukan sisa. Berikan perhatian tulus bukan rekayasa. Karena ia wanita istimewa.
Kau Buah Karya Terindah Sang Pencipta
Kelembutan adalah sifatmu
keimanan adalah perisaimu
Cinta Kasih itulah dirimu
Kecantikanmu bukanlah untuk dipertontonkan
Namun ia hadiah terindah untuk suamimu kelak
Maka jagalah, peliharalah dan janganlah kau rendahkan dirimu
Dengan memamerkannya di depan lelaki yang belum halal untukmu.
Kami para lelaki lebih menghormatimu
Saat kau mengenakan jilbab yang menutupi dadamu
Saat kau memakai baju longgar yang tak memperlihatkan lekuk tubuhmu
Suaramu begitu lembut nan merdu
Namun jangan kau gunakan untuk merayu
Alangkah indah jika kau gunakan tuk membaca ayat-ayat cinta TuhanMu
Atau kau gunakan untuk meredakan tangis anak-anakmu
Juga tuk meneguhkan semangat suamimu
Biarlah bidadari surga cemburu padamu
Besarnya bangsa, karena peran wanita
hancurnya sebuah bangsa, juga karena peran dirimu
kami mendukung dan mendoakan dirimu
tuk jadi wanita sholihah kebanggaan suaminya
Ibu teladan yang dicintai anak-anaknya
Setulus Cinta dari kami
Lelaki Akhir Zaman
Sumber Tulisan:
Setia Furqon Kholid di akun Facebook pribadi beliau.