8 Alasan Kenapa Karyawan Terbaik Mengajukan Resign Kerja
Setiap karyawan, pernah mengalami hari baik dan buruk di tempat kerja. Tetapi, jika seorang karyawan terlalu banyak memiliki hari buruk, dia akan mulai menyusun strategi untuk meninggalkan pekerjaan tersebut. Ini 8 alasan kenapa karyawan terbaik justru mengajukan resign kerja.
Tentunya, setiap perusahaan ingin mendapatkan orang terbaik dalam tim mereka, yang tak dimiliki oleh pesaing. Dan, perusahaan tidak ingin kehilangan orang terbaik karena situasi yang tak bisa dicegah.
Tetapi, ada banyak alasan mengapa orang-orang terbaik ini justru ingin resign kerja dari perusahaannya.
Berikut ini 8 alasan utama yang dijadikan oleh karyawan untuk resign kerja dan perlu diperhatikan oleh perusahaan.
#1 Kurangnya Keseimbangan antara Kerja & Kehidupan
Ini alasan pertama kenapa karyawan mengajukan resign kerja yaitu kurangnya keseimbangan antara pekerjaan dan hal-hal diluar pekerjaan.
Salah satu contoh, seorang karyawan yang merupakan kontributor media massa mengetahui di hari kedua dia bekerja, dia akan resign. Dan dua bulan kemudian, dia melakukannya.
Apa alasannya dia mengajukan resign kerja tersebut?
Salah satunya adalah peraturan tentang ketepatan waktu yang sangat kaku (strict) di kantornya dan tidak memungkinkan fleksibilitas untuk penanganan tanggung jawab keluarga.
Pada saat dia harus keluar kantor untuk merawat anaknya yang sakit, dia dihukum dengan potongan gaji dan kehilangan waktu berlibur. Tanggung jawab terhadap keluarga atau yang lainnya memerlukan fleksibilitas yang tak bisa diberikan oleh bosnya.
Dalam kasus ini, karyawan terkadang merasa lebih mudah untuk mengajukan resign kerja daripada harus mengatur ulang kewajiban terhadap keluarga mereka.
#2 Terlalu Banyak / Terlalu Sedikit Pekerjaan
Karyawan yang baik seringkali mampu melakukan lebih dari awalnya yang ditugaskan, dan itu bisa menjadi masalah rumit ke depannya.
Pada banyak kasus, tingkat kemampuan tersebut ternyata “dimanfaatkan” untuk melakukan lebih banyak pekerjaan bahkan lebih dari yang dapat ditangani ataupun diluar jobdesk-nya.
Hal ini, dapat menyebabkan seorang karyawan bekerja terus-menerus berjam-jam, frustasi, stress, dan akhirnya merasa kelelahan.
Di sisi lain, kurangnya pekerjaan yang dilakukan, bisa sama beracunnya dengan terlalu banyak bekerja. Ini menyebabkan kebosanan.
#3 Permasalahan Promosi Pekerjaan
Banyak karyawan berhenti dari pekerjaannya karena tidak ada jenjang karir / mobilitas ke atas. Tidak peduli seberapa keras seorang karyawan bekerja atau seberapa berhasil melakukan pekerjaannya, tidak ada kesempatan untuk dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.
Terlebih lagi, jika rekan tim kerjanya yang dirasakan kurang berkualitas mendapatkan promosi jabatan, karyawan yang kinerjanya lebih tinggi tentu akan merasakan ketidakadilan. Ini semakin meningkatkan semangatnya untuk mengajukan resign kerja.
#4 Manajemen / Perilaku Bos yang Buruk
Hal ini juga menjadi alasan kenapa banyak karyawan mengajukan surat resign kerja. Perilaku bos yang kurang baik atau tidak memiliki leadership yang bagus, menjadi pemicu karyawan berhenti.
Selain itu, di banyak perusahaan yang menjadi manajer terkadang kekurangan skill dan keterampilan dalam memimpin. Manajer memerlukan skill komunikasi dan interpersonal yang baik, tetapi tidak semua memilikinya.
“Terlalu banyak manajer tidak pernah melatih diri dengan baik,” kata Leigh Branham, pendiri perusahaan konsultan Keeping the People, Inc.
“Karena tidak memiliki model peran yang baik, mereka sama-sama tidak memberikan umpan balik dan pembinaan sama sekali atau [mereka] kembali ke Model ‘YST’ – Yelling (berteriak), Screaming (menjerit) dan threatening (mengancam).
Kebanyakan manajer takut memberi umpan balik yang jujur, terutama karena mereka belum dilatih untuk melakukannya dengan baik. ”
Komunikasi yang tidak jelas tentang harapan dari seorang manajer dapat membuat karyawan dan bos frustrasi dan tidak bahagia di lingkungan kerja.
#5 Lingkungan Kerja yang “Beracun”
Tempat kerja yang ideal akan mencakup rekan kerja yang berperilaku profesional, tetapi tidak semua kepribadian begitu mudah digabungkan. Konflik interpersonal, gosip kantor, perlakuan “menjilat” atau “menikam” rekan kerja dari belakang dapat menyebabkan lingkungan kerja yang beracun.
Hal ini mungkin membuat karyawan yang bagus kinerjanya mempertimbangkan untuk mengajukan resign kerja.
Masalah tambahan mungkin adalah kompetisi antar karyawan di kantor. Bahkan, ketika jam dan waktu luang yang fleksibel, tempat kerja yang kompetitif dapat mencegah karyawan merasa mereka bisa menggunakan fasilitas yang disediakan atau pilihan kerja yang fleksibel tanpa dikenai sanksi.
Dengan kesulitan menjadwalkan liburan, atau tidak berani mengerjakan sesuatu, juga dapat menyebabkan ketidakpuasan karyawan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa memanfaatkan waktu liburan benar-benar meningkatkan produksi. Sehingga mendorong budaya tempat kerja dimana orang dapat rileks dan bersantai akan menguntungkan semua orang.
#6 Sistem Gaji / Reward yang Kurang Memadai
Buruknya sistem kerja terhadap kenaikan gaji / imbalan dan pengakuan jarang terjadi, ini salah satu alasan yang tidak mendorong kesetiaan karyawan kepada perusahaan atau mendorong mereka untuk memberikan jam ekstra selama akhir pekan.
Ketika karyawan melakukan pekerjaan bagus, mereka harus diakui secara finansial dan publik. Jika tidak, orang lain akan melakukannya!
#7 Minim Paket Manfaat
Paket manfaat sebagai karyawan seringkali bisa menjadi daya tarik bagi karyawan seperti gaji. Mendapatkan pendanaan untuk pengembangan profesional atau pendidikan, asuransi kesehatan. Selain itu, kompromi karena sakit, jam fleksibel, mendapatkan cuti hamil / persalinan, waktu liburan cukup, itulah beberapa manfaat yang dapat mempertahankan karyawan setia kepada perusahaannya.
Jika karyawan minim mendapatkan paket manfaat tersebut, maka dia akan mencari paket yang lebih baik di perusahaan lainnya.
Manfaat bahkan tidak harus besar untuk dihargai – sesuatu yang nampaknya kecil seperti makanan ringan di pertemuan dapat membuat perbedaan besar. Acara sosial yang direncanakan juga bisa membantu mendapatkan loyalitas karyawan dan mencegah lingkungan kerja yang beracun.
#8 Mengubah Tujuan Karir
Beralih pekerjaan beberapa kali selama seumur hidup menjadi sesuatu yang seringkali dilakukan oleh banyak karyawan.
Jika satu bidang karir tidak terpenuhi, sekarang cukup umum bagi pekerja dari segala usia untuk memulai karir baru yang tidak terkait dengan jalur yang awalnya mereka jalani. Bahkan, banyak karyawan yang mengubah haluan untuk menjadi seorang wirausahan (entrepreneur).
Berbicara dengan karyawan tentang cara-cara di mana mereka dapat bertahan dalam pekerjaan mereka sambil terus belajar dan tumbuh dapat membantu perusahaan mempertahankan individu berkinerja tinggi.
==========
Seorang miliarder Sir James Goldsmith terkenal berkata, “Jika Anda membayar kacang, Anda mendapatkan monyet.”
Meskipun ada banyak alasan mengapa seorang karyawan mengajukan resign kerja, memberikan imbalan kerja yang bagus dengan gaji, tunjangan dan pengakuan yang tepat menciptakan lingkungan yang memungkinkan karyawan mengetahui bahwa mereka dihargai.
Bagaimana cara terbaik untuk mempertahankan karyawan? Tanyakan kepada mereka apa yang mereka inginkan dan bekerjasamalah dengan mereka untuk memastikan semua orang mendapatkan apa yang dibutuhkan.
Referensi: www.investopedia.com